Lokalisasi Tutup, PSK Tak Terpantau Resahkan Pj Bupati

Hadi Prasetyo
Hadi Prasetyo (fathul)

MALANGVOICE – Dalam rangka memerangi HIV/AIDS, beberapa lokalisasi sudah ditutup tahun lalu. Namun Penjabat Bupati Malang, Hadi Prasetyo resah karena mendapati laporan mantan pekerja seks komersial (PSK) malah menjajakan diri secara bebas.

Karena itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat agar benar-benar mengetahui cara penularan virus dan penyakit mematikan yang belum ada obatnya tersebut. Karena informasi dan pengetahuan ini bisa menjadi awal penjagaan diri sendiri.

“Datanya sendiri saya nggak hafal, tapi di Kabupaten Malang masih tinggi. Banyak hal yang bisa menyebabkan penularan, makanya saya harap masyarakat memperbarui informasinya terus menerus,” ungkap Hadi kepada wartawan.

Penutupan lokalisasi yang sudah dilakukan, lanjutnya, merupakan salah satu upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. Namun yang menjadi persoalan, sambung lelaki asli Turen ini, adalah adanya PSK yang masih bebas berkeliaran sehingga sangat berbahaya.

“Ini menjadi tugas bersama untuk memerangi. Tidak hanya pemerintah atau petugas keamanan, tetapi juga masyarakat. Mereka yang menjual diri secara liar, harus ditindak tegas supaya tidak lagi menjadi liar,” tambah Hadi.

Selain penyikapan yang tegas, para PSK yang masih teridentifikasi menjajakan diri harus dilakukan pembinaan dan pengalihan profesi dengan pelatihan ketrampilan. “Mungkin mereka nggak bisa nyari kerja, jadi pelatihan keterampilan bisa menjadi kunci,”tandasnya.

Perlu diketahui, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Malang ditemukan pertama kali sejak tahun 1991. Kemudian terus meningkat hingga ada 11 kasus tahun 2000, tujuh tahun kemudian menjadi 63 kasus. Tahun 2012 lalu ada sekitar 750 kasus, dan saat ini sudah seribuan orang.