Lahan Disegel, Anggota Shiddiqiyah Bereaksi

MALANGVOICE – Penyegelan kegiatan pembangunan pondok pesantren (ponpes) Shiddiqiyyah (bukan As Shiddiqiyah seperti yang diberitakan MVoice sebelumnya) di jalan Sultan Agung, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu membuat anggota ponpes yang berpusat di Jombang itu bereaksi.

Melalui jejaring facebook, anggota Shiddiqiyyah bernama Andewe Azal LosPlos mengajak para anggota lain untuk membela harga diri Shiddiqiyyah dengan merapat ke Kota Batu dan membuat perhitungan balik dengan aparat.

Dalam postingannya, Andewe mengatakan, Shiddiqiyyah sedang diinjak-injak dan dihinakan di Kota Batu oleh aparat pemerintah dalam hal ini kepolisian dan satpol PP Kota Batu.

“Terkait pembangunan pesantren jati diri bangsa. Anggota opshid Batu sejumlah 6 orang dan 1 warga Shiddiqiyyah telah dianiaya oleh Satpol PP dan aparat kepolisian Batu,” tulisnya.

Dalam postingannya tersebut, Andewe juga mengungkapkan bahwa jumlah antara satpol PP dan aparat kepolisian mencapai 700 orang, dimana jumlah tersebut tidak sesuai dengan warga dan opshid Batu yang sedikit.

“Mereka telah dibeli fihak mafia Paramount yang telah bermain di balik ini semua. Relakah kita dihinakan dan diinjak-injak seperti ini? Jika tidak, silahkan bagi siapa saja warga 10 yang ingin merapat ke Kota Batu untuk mengadakan perhitungan balik kepada aparat,” ucapnya.
> Hingga berita ini diturunkan, postingan yang diterbitkan kemarin (Kamis, 18/2) itu sudah mendapat 533 likes. Berbagai respon ditunjukkan dalam komentar. Seperti akun Sam Ae yang mengatakan siap perang dan akan menyiapkan pasukan. “Saya coba hubungi komandan Kostrad AD Malang,” tulis Sam AE.