Kontroversi PPDB Kota Malang, ‘Mending Cari Kota yang Menghargai Prestasi Anak Saya!’

Elok dan lembar verifikasi (anja)

MALANGVOICE – Kontroversi sistem PPDB jalur prestasi di Dinas Pendidikan Kota Malang yang sejak kemarin memicu kontroversi dan protes wali murid, kian menghangat.

Salah satu wali murid, Elok, mengaku kecewa dengan sistem PPDB 2016 yang diberlakukan Dinas Pendidikan Kota Malang. Menurutnya, sistem PPDB tahun ini tidak mendidik dan terlihat seolah mengelompok-kelompokkan siswa berkemampuan akademik rendah dan bagus.

Kepada MVoice, Elok bercerita soal rekomendasi sekolah dari Dindik yang tidak sesuai dengan sekolah yang dikehendaki. Putra Elok, Novan Purnama, merupakan siswa SMPN 8 Malang yang berprestasi di olahraga renang, berhasil meraih juara 3 pada Porprov (Pekan Olahraga Provinsi). Sertifikat Novan mendapatkan verifikasi dan direkomendasi masuk SMAN 2 Malang.

“Lha malah ditaruh di SMAN 2, padahal kami milihnya SMA 4. Ini namanya mecutin anak saya mbak. Anak udah latihan berat tiap hari, sekolahnya jauh. Ya lebih dekat di SMA 4. Saya juga tau diri nilai anak saya ga bagus-bagus banget, makanya saya gak pilih SMAN 1, walau sama dekatnya, karena saya tau diri mbak,” tandas perempuan yang tinggal di Jalan Kawi ini.

Akhirnya ia memutuskan memilih jalur reguler saja, lebih baik, daripada ambil jalur prestasi tapi tidak ada support dari Dindik.

“Kalau begini, mending saya pindah kota, cari kota dan sekolah yang bisa lebih menghargai prestasi anak saya. Atau ikut yang reguler saja!” katanya.

Ditambahkan juga, daripada mengelompokkan siswa berprestasi non akademik, akademik dan tidak berprestasi, lebih baik Dindik cari solusi bagaimana caranya siswa bisa tetap mengejar mata pelajaran dengan metode yang disesuaikan kemampuan masing-masing anak, dan tetap mengembangkan prestasi di sekolah.

“Cari metode belajar yang cocok untuk atlet. Jadi prestasi non akademik dan belajarnya tidak tertinggal, berjalan beriringan,” tandasnya lagi.