Komunitas Ini Lebih Suka Kalau Sepedanya Karatan

Komunitas Sepeda Onthel. (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Jumlah penggemar sepeda onthel terus membengkak. Di Malang, penggemar sepeda onthel atau lebih dikenal sepeda kebo ini tergabung dalam Komunitas Onthel Lawas Independent (OLI) Malang.

Komunitas OLI sudah berdiri selama 3 generasi atau kurang lebih 30 tahun. Setidaknya ada 30 anggota yang aktif di komunitas. Mereka memiliki kesamaan, seperti hobi, cinta, solidaritas, kebersamaan, kepedulian, dan keinginan dalam melestarikan budaya bersepeda.

“Komunitas juga tidak memandang klasifikasi, strata, atau status sosial, termasuk latar pendidikan dan pekerjaan,” kata salah seorang anggota, Sugiandi kepada MVoice, Minggu (27/6)

Dia mengatakan onthel yang punya nama lain seperti sepeda unta, sepeda kebo, atau pit pancal, adalah sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi. Ukurannya sama seperti roda becak. Nama onthel sendiri konon berarti kayuh atau gowes.

Soal perawatan sepeda, Sugiandi mengaku perawatan onthel tidak murah. Onderdil sepeda terkadang sulit dicari dan harus beli dari luar negeri.

“Wah ini merawatnya susah,” kata dia.

Menurut Sugiandi, meski sepeda onthel terbuat dari besi dan selalu karatan, justru seharusnya tidak dicat. Karena karat itulah yang menjadi kesan ‘lawas’ atau jadul sepeda onthel.

OLI selalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan karnaval di Kota Malang. Tiap minggu, OLI juga selalu bersepeda di Car Free Day Malang. Diskusi-diskusi soal sepeda lawas juga selalu digelar untuk berbagai info soal perawatan sepeda yang dulunya diproduksi di Belanda ini.(Der/Yei)