KKN UMM Fokus Pengembangan IT dan Pengentasan Buta Aksara

MALANGVOICE – Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan, secara resmi melepas 5100 mahasiswa yang akan mengabdi pada masyarakat lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Helipad UMM, beberapa menit lalu. Dia mengatakan, mahasiswa harus bisa membawa nama baik UMM dan menjadi teladan di tengah masyarakat.

“Kalian adalah generasi yang dianggap memiliki pendidikan tinggi, hal ini tentu harus diimbangi oleh ahklak yang tinggi pula. Apalagi kalian adalah mahasiswa dari perguruan tinggi Muhammadiyah, maka jagalah sikap baik,” ujar Rektor.

Fauzan berpesan agar peserta KKN UMM tidak menganggap masyarakat desa sebagai orang yang tidak berpendidikan. Ia menegaskan, mahasiswa harus bisa memperhatikan nilai dan norma yang ada di masyarakat desa.

KKN2

“Kalian hadir di tengah masyarakat, bukan sebagai komunitas yang bebas norma, baik agama maupun budaya. Warga akan menilainya, jangan ciptakan sesuatu yang bertentangan dengan itu,” tegasnya.

Fauzan juga menegaskan, peserta KKN harus menghindari kelompok masyarakat desa yang memanfaatkan kehadiran mereka untuk menaikan citranya di tengah konflik kepentingan masyarakat.

“Kalian diharapkan tidak berada di tengah kelompok manapun, tapi kalian harus menjadi kelompok yang selalu memosisikan diri sebagai pemberi solusi bagi siapapun,” imbuhnya.

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Prof Dr Sudjono MKes mengatakan, peserta KKN Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017 yang terdiri dari 116 kelompok ini akan ditempatkan 116 Desa, 61 Kecamatan dan 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Mulai dari desa di Kabupaten dan Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Jombang, Magetan, Madiun, Tulungagung, Blitar, Bondowoso, Probolinggo, Lumajang, Mojokerto, hingga Sampang.

Berdasarkan evaluasi, Sudjono mengatakan, di setiap desa yang ditempati peserta KKN UMM masyarakat selalu merespon dengan baik. Menurutnya, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya pengajuan dari desa untuk penempatan mahasiswa KKN dari UMM.

“Saat mereka pulang, masyarakat desa selalu berharap di periode selanjutnya ada lagi mahasiswa KKN dari UMM yang ditempatkan di desanya,” ujarnya

DPPM UMM, lanjut Sudjono, mencoba membangun desa di Jawa Timur melalui aspek ekonomi, sosial, budaya dan agama. Ia menjelaskan, untuk tahun ini, program wajib peserta KKN yang diunggulkan yaitu pengembangan desa melalui sistem teknologi informasi (information technology/IT).

“Peserta akan membawa software yang dikembangkan UMM yang nantinya perangkat desa akan diajari penggunaannya. Hal ini diharapkan bisa membantu pengerjaan administrasi desa, selain itu di beberapa desa juga kami membawa program dari Kemensos yakni pengentasan buta aksara dan kewirausahaan,” imbuhnya.

Ke depan, dikatakan Sudjono, DPPM UMM akan terus memeperluas jangkauan desa yang akan ditempati peserta KKN UMM. Saat ini, lembaganya juga telah bekerjasama dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia untuk menempatkan peserta KKN di Gorontalo.

“UMM akan mengirimkan enam orang untuk ikut program ini,” terangnya.

Sudjono berharap, KKN yang diselenggarakan DPPM UMM setahun dua kali, yakni di akhir semester ganjil dan genap ini, dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan desa di Indonesia baik, secara fisik maupun non-fisik. “Mudah-mudahan bermanfaat dan memberikan makna bagi masyarakat desa,” harapnya.

Jumlah peserta KKN periode ini merupakan yang terbanyak selama penyelenggaraan KKN di UMM. Pelepasan ditandai dengan penerbangan ratusan balon oleh Rektor. Peserta KKN UMM akan diberangkatkan pada 19 Juli dan kembali ke kampus pada 17 Agustus mendatang.