Kembangkan KRPL, KKN 130 UMM Galakkan Hidroponik dan Taman Toga

MALANGVOICE – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok 130 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengadakan pelatihan hidroponik dan penanaman toga yang merupakan program kerja gabungan antara divisi ekonomi dan lingkungan.

Program tersebut diselenggarakan di Masjid Al-Musthofa, Desa Kromengan, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang (10/8). Acara itu dihadiri oleh sebanyak 27 peserta yang terdiri dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Misio Hadi selaku Ketua Gapoktan Kromengan.

Ibnu Abbas, anggota divisi ekonomi sekaligus pemateri dalam pelatihan mengatakan, hidroponik merupakan tanaman yang tidak menggunakan media tanah melainkan menggunakan media inert. Inert merupakan media yang tidak mempunyai unsur hara.

Tanaman hidroponik lebih difokuskan pada pemenuhan nutrisi tanaman. Media yang digunakan dalam pelatihan adalah jerami karena menurut KKN 130, potensi persawahan di Desa Kromengan dapat menghasilkan jerami yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam hidroponik.

Menurut Misio Hadi, Ketua Gapoktan, kegiatan itu sangat membantu pengembangan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kromengan. Sebelumnya, program KRPL sudah pernah diadakan, namun KKN 130 memberikan metode berbeda yakni hidroponik.

Ia berharap, para petani maupun masyarakat Desa Kromengan lebih antusias dalam melaksanakan program KRPL dengan sistem hidroponik.

“Setelah diadakan pelatihan dan sosialisasi, KKN 130 dapat bekerjasama dengan Gapoktan untuk melanjutkan dan melakukan pengawasan program hidroponik dan taman toga,” ujarnya.

Ditan Riskyan, ketua pelaksana menjelaskan, tujuan diadakannya acara itu adalah agar para petani lebih mengenal sistem bercocok tanam dengan metode hidroponik. Banyak petani yang masih belum begitu memahami sistem hidroponik dan mengenal jenis serta fungsi tanaman toga.

Selain itu, KKN 130 UMM mengajak kelompok tani untuk ikut serta dalam pembuatan sistem hidroponik. Dalam pelatihan itu tanaman selada dan penanaman bibit toga terdiri dari 15 jenis toga.

Supardi, salah satu warga Desa Kromengan mengatakan, bercocok tanam dengan sistem hidroponik dapat memberikan kegiatan baru terutama bagi ibu rumah tangga. Bercocok tanam juga dapat mengisi waktu luang untuk menanam sayur di pekarangan rumah yang kosong dan juga ikut serta dalam pengembangan program KRPL. Selain itu, sosialiasi tanaman toga dapat memberikan pengetahuan mengenai fungsi dan jenis tanaman toga.

“Kegiatan ini bagus, untuk menambah ilmu petani Kromengan,” pungkasnya.