Kehujanan Abu, Petani Tomat Panen Awal

Daun pohon tomat yang layu karena guyuran abu Gunung Bromo (fia)

MALANGVOICE – Abu Gunung Bromo membuat sejumlah tanaman hortikultura terganggu. Petani tomat misalnya, terpaksa memanen lebih awal demi menghindari gagal panen sekaligus memanfaatkan harga tomat yang saat ini sedang tinggi.

Komari, petani tomat Dusun Begawan Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung mengatakan abu Bromo yang bersifat panas membuat pohon layu dan tomat mengering, sehingga harus dipanen awal.

“Daripada rusak, dipanen awal. Nanti dibiarkan saja akan merah sendiri,” kata dia.

Pria yang juga berdagang bakso ini menjelaskan, saat ini harga tomat sedang tinggi, mencapai Rp 5000 per kg. Sebelumnya tanaman hortikultura ini harganya sekitar Rp 1500 hingga Rp 2000 per kg dari petani.

“Kalau mahal biasanya memang dipanen ketika warnanya masih bersemu kuning. Tanda kalau harga murah, biasanya tomat matang di pohon karena tidak segera dipanen,” jelas dia.

Tak hanya tomat, pengolahan keripik singkong tradisional juga terganggu. Pasalnya singkong yang telah diiris tipis dijemur di bawah sinar matahari.

“Karena hujan abu, keripik singkong yang dijemur jadi kotor. Harusnya dioven, tetapi karena pesan oven belum jadi. Sementara dijemur dulu,” kata perajin keripik singkong, Muhammad Ali.