Ke Depan, Pemberi CSR Harus Dibebani Biaya Perawatan Taman

Taman hasil CSR
Taman hasil CSR

MALANGVOICE – Renovasi taman dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki dua dampak, di satu sisi ada penghematan anggaran, karena mempercantik taman tanpa APBD. Di sisi lain, biaya pemeliharaan naik, karena pasca perusahaan menyerahkan taman, pengelolaan sepenuhnya dibebankan pada pemerintah.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, mengatakan, kenaikan anggaran untuk pemeliharaan taman memang tidak bisa dihindari.

Penambahan fasilitas, lampu taman dan polisi taman, jelas membutuhkan anggaran yang cukup.

“Wahana taman saat ini bermacam-macam, selain photobooth, ada penambahan vegetasi, juga playground untuk menunjang keindahan dan fungsi taman itu,” kata Erik, beberapa menit lalu.

Selain itu, kebutuhan akan tenaga yang merawat taman dan satu orang penjaga agar taman tidak digunakan untuk tujuan negatif, pasti juga menyerap anggaran. “Apalagi lampu taman kita harganya mahal dan rawan hilang,” tukasnya.

Berdasar data dari APBD Tahun 2016 yang didapat MVoice, anggaran pemeliharaan rutin taman kota sebesar Rp 2,8 miliar.

Menanggapi itu, anggota Dewan dari Fraksi PPP-Nasdem, M Fadli, mengatakan, penambahan biaya perawatan bagi taman yang dibangun dengan dana CSR patut diperhitungkan, bukan tidak mungkin jumlahnya akan naik dari tahun ke tahun.

“Kita butuh aturan yang tegas soal CSR, salah satu poinnya, perusahaan harus memberikan kompensasi perawatan selama 3 tahun atau 5 tahun, dengan demikian tidak terlalu membebani APBD kita,” kata Fadli kepada MVoice.

Sama halnya Ketua Fraksi Gerindra, Salamet. Menurut dia, kenaikan biaya perawatan untuk taman tidak bisa dihindari. “Saat kami raker dengan DKP, anggaran untuk perawatan taman memang harus ditambah,” katanya.