Karya Tim PKM-P Terinspirasi Minimnya Pemanfaatan Bio Butanol

Bahan bakar yang menghemat penggunaan Pertamax
Bahan bakar yang menghemat penggunaan Pertamax

MALANGVOICE- Karya yang diciptakan tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) Fakultas Teknik UB, yang mengembangkan penggunaan bahan bakar fosil, terinspirasi dari kurang maksimalnya pemanfaatan biobutanol.

Menurut ketua tim, Rhezaldian Eka Dharmawan, selama ini bahan yang marak digunakan adalah bioetanol, yakni campuran bensin dan etanol.

Padahal, menurutnya, penggunaan etanol sebagai campuran ada kapasistas maksimumnya. Bila melebihi, performansi yang didapatkan kurang bagus.

Sehingga tim berinisiatif memanfaatkan bahan tambahan butanol. “Oleh pemerintah butanol jarang disentuh, karena memang penelitian tentang butanol masih minim,” jelas mahasiswa Teknik Kimia itu.

Butanol dapat diproduksi dari ampas tebu, kulit pisang, atau jagung. Selama ini, ampas tebu olahan pabrik lebih banyak dimanfaatkan menjadi bioetanol. Padahal, lanjut Rheza, lebih baik lagi bila dijadikan menjadi biobutanol.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat ditingkatkan pengembangan biobutanol selain bioetanol.

“Sebab, untuk pengembangan komposisi bahan bakar terbaru, diharapkan penggunaan kompisisi butanol lebih menonjol dari etanol,” beber pencipta pasta gigi cangkang telur ini.

Selain Rheza, penelitian ini melibatkan anggota tim Ayu Diarahmawati, Riski Tri, dan Intan Dyah Kartiko dengan dosen pembinbing Rama Oktavian ST MSc.