Kapolres Malang Ajak Warga Jadi Duta Anti Intoleransi

Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung menghadiri pengajian Jamaah Maulid Riyadhul Jannah Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur. (Aziz Ramadani)

MALANGVOICE – Polres Malang tak hentinya mengampanyekan ancaman atau bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme. Maka, untuk ‘memerangi’ ancaman tersebut, korps seragam cokelat ini mengajak masyarakat menjadi duta.

Salah satu aksi kampanye tersebut dilakukan langsung Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung saat menghadiri pengajian Jamaah Maulid Riyadhul Jannah Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur, Selasa malam (17/10). Pengajian Umum ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam / Hari Santri Nasional dan Haul Akbar bersama Majelis Maulid Watta’lim Riyadlul Jannah Kordes Rejoyoso di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

Turut hadir dalam momen tersebut para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Diantaranya KH Samsul Hadi (pimpinan ponpes Al Falah Bantur), KH Isnandar (Da’i Kamtibmas Turen), KH. Jupri Baidowi (Pimpinan Ponpes As Salam Rejoyoso), KH. Samsi (Pimpinan Ponpes Zainul Ulum Rejoyoso), Ust. Hasyim As’ari, KH. Nur Buat (Ketua MWC NU Kec. Bantur), KH. Umar Ta’i, dan Ust. Choirul Anam. Total jemaah pengajian yang hadir saat itu sekitar 800 orang jemaah.

Dalam sambutannya, AKBP Yade Setiawan Ujung menuturkan, bahwa 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Hal ini mengingatkan perjuangan para ulama kyai dan santri membela NKRI dari penjajah dan sekutu yg ditandai dengan adanya resolusi jihad.

“Namun, kalau zaman dulu tantangannya adalah penjajahan, sekarang di era modern tantangan dan ancamannya lain. Ancaman bagi NKRI saat ini adalah konflik sosial, intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” kata Ujung.

Oleh sebab itu, lanjut Ujung, pihaknya berharap khususnya kepada semua jemaah pengajian agar sadar akan empat ancaman tersebut. Ujung berharap ada peran aktif dari masyarakat menekan terjadinya empat hal yang merusak ketentraman dan kedamaian.

“Mari menjadi duta-duta anti intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta tidak mudah berkonflik,” sambung Alumnus Akpol 2000 ini.

Ujung juga tak lupa mengucapkan terimakasih atas dilaksanakannya kegiatan positif jemaah pengajian dan solawatan. Sebab, menurutnya, dengan kegiatan keagamaan ini sekaligus sebagai kontrol sosial dan mengajarkan generasi muda tentang kebaikan.

“Sehingga tidak ada niat untuk berbuat hal yang dapat mengganggu kamtibmas,” tutupnya.(Der/Yei)