Jurnalis Harus Suarakan Toleransi dan Keberagaman

Press Release

Ketua AJI Indonesia, Suwarjono dan Ketua YAKINS, Michaele Tedja, bersama juara satu kategori cetak dan online.(AJI for Mvoice)
Ketua AJI Indonesia, Suwarjono dan Ketua YAKINS, Michaele Tedja, bersama juara satu kategori cetak dan online.(AJI for Mvoice)

MALANGVOICE – Jurnalis dan media memiliki peran penting menyuarakan keragaman terhadap masyarakat. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menyajikan informasi yang faktual, berimbang dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Sehingga bisa menjadi rujukan masyarakat dalam mengakses informasi. Sebab, korban isu anti keberagamaan mulai masuk ke kalangan anak-anak. Hal ini seharusnya tidak sampai terjadi,” Kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, dalam acara Penganugerahan Karya Jurnalistik Isu Keberagaman, atas kerja sama AJI Indonesia-Yayasan Komunitas Indonesia Sejati (YAKINS) dan Ichsan Malik Center, di Jakarta, Rabu (29/3)

Menurut dia, AJI mendukung upaya berbagai pihak. Lomba isu keberagaman diselenggarakan karena melihat realitas kemajuan teknologi dan informasi saat ini.

Arus informasi yang begitu cepat bukan jaminan masyarakat pengguna internet lebih banyak memiliki wawasan dan pengetahuan.

“Justru, air bah informasi mendorong polarisasi, picik, dan pemikiran yang sempit. Menegasikan keragaman pandangan, suku, agama, dan budaya yang menjadi pilar Indonesia,” ungkapnya.

Dikatakan, sebagian besar pengakses internet hanya menyerap informasi dan pendapat yang sesuai dengan pemikirannya. Tak heran bila informasi yang disajikan jauh dari fakta, tidak berimbang dan cenderung menghakimi orang lain.

Selain itu, media sosial menjadi salah satu sumber informasi jurnalis dalam menggali dinamika di masyarakat.

“Informasi sepotong-potong di media sosial inilah yang harus dihadapi jurnalis saat ini. Jurnalis dan media sangat penting memberikan perspektif di tengah hiruk-pikuk pertengkaran, percakapan karena perbedaan pandangan, dan sikap antikeragaman,” tegasnya.

Sementara, Ketua YAKINS, Michaele Tedja, menyebut, jurnalis sebagai pembawa berita yang mampu memindahkan pengalaman pancaindera dan pengalaman batinnya ke dalam tulisan.

“Dengan terus menggaungkan toleransi dan keberagaman, jurnalis secara tidak langsung mengambil peran memperbaiki kondisi ini,” kata dia.

Ditambahkan, Ketua Ichsan Malik Center, Ichsan Malik, mengatakan, kebhinekaan sebagai kekuatan bangsa. “Kita berkemampuan menghindarkan diri dari spiral kekerasan,” tambah dia.

Lomba keberagaman diikuti 230 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, Yogyakarta, Jakarta dan Malang. Karya pemenang dan nominasi telah dibukukan berjudul “Keragaman: Merawat Bangsa Lebih Beradab.