Jeroan Sapi, Makanan atau Sampah?

masih mau makan jeroan, pikir lagi (anja)
masih mau makan jeroan, pikir lagi (anja)

MALANGVOICE – Cara pemerintah menekan harga daging sapi di pasaran, salah satunya dengan membuka impor jeroan sapi.

Seorang Dietitian (ahli gizi), Amalia Achmad RS MD, mengaku resah dengan kebijakan itu, karena konsumsi jeroan semakin meningkat. Padahal jika dikonsumsi berlebihan, jeroan dapat berpengaruh buruk.

“Jeroan itu semua organ dalam, kecuali otot dan tulang. Jeroan antara lain meliputi hati, otak, paru, usus, lidah, dan limpa,” kata Lia, sapaan akrabnya, saat dihubungi MVoice.

Menurutnya, jeroan sebenarnya tidak layak makan, karena jeroan memiliki kandungan sedikit gizi, tapi tinggi kolestrol.

“Sebenarnya ada gizinya, tapi sedikit. Yang banyak itu malah kandungan kolestrolnya. Kalau di luar negeri, jeroan tidak dikonsumsi manusia. Kalau di sini (Indonesia) kan orang tidak berpikiran sampai kesitu, masih saja dimakan,” kata dia.

Dijelaskan, jeroan memiliki kandungan purin tinggi. Karena itu, orang dengan kadar asam urat tinggi sebaiknya memperhatikan metabolismenya.

“Karena jika tubuh kelebihan zat purin ini akhirnya mengendap di persendian, akhirnya asam urat, mbak. Ujung-ujugnya sakit rematik,” katanya.

Parahnya lagi, tandasnya, kolestrol itu bisa menyebabkan gagal ginjal, hipertensi, stroke dan kematian.

“Pikir-pikir lagi ya kalau mau makan jeroan,” tuturnya.