Ini Dia, Jurus Jitu HM Anton Memajukan Kota Malang

MALANGVOICE – Kemajuan dan kesuksesan sebuah daerah tak lepas dari karakter dan leadership kepala daerah dalam memimpin sebuah pemerintahan. Begitu juga dengan Kota Malang. Di balik segudang prestasi yang diukir, juga tak lepas dari kepemimpinan wali kotanya, HM Anton.

Berbagai terobosan dan inovasi serta cara yang terbilang unik dilakukan dalam rangka memajukan daerahnya. Salah satu contoh cara unik adalah follow up terhadap ide dan gagasan dari masyarakat untuk dijadikan program pemerintahan.

Cara itu terbilang unik, sebab di berbagai daerah banyak pemimpin berparadigma top down atau program dari pemerintah dijalankan di masyarakat, tapi justru HM Anton memilih model bottom up.

anton1

“Ketika program itu datang dari masyarakat, mereka akan menjaganya dan melakukan dengan serius, itu berbeda sekali ketika program itu dari pemerintah daerah lalu dijalankan masyarakat, bahkan kadang tidak sukses,” kata Anton.

Anton mencontohkan Festival Rancang Malang untuk terbentuknya kampung tematik hingga mengarah pada smart kampung, merupakan salah satu cara mengakomodir ide dari masyarakat agar bersama pemerintah memajukan daerahnya. “Kita fasilitasi apa yang diinginkan publik, program seperti itu lebih efektif,” imbuhnya.

Efek dari program yang bersifat bottom up atau berasal dari warga itu juga berdampak pada pola perilaku dan mindset masyarakat. Misalnya pada Kampung Warna-warni. Warga di kawasan itu yang awalnya membuang sampah sembarangan di bantaran sungai, kini tidak melakukan lagi, bahkan mereka menjaga dengan baik kebersihan kawasan itu, karena saat ini sudah jadi tujuan wisata, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Warga di kampung Warna-warni saat ini sudah tidak lagi MCK di sungai. Sebab itu akan kita bangunkan fasilitas MCK. Dengan begitu program pemerintah mengentas kawasan kumuh melalui 100-0-100 bisa berhasil,” tuturnya.

Skill lain yang ditunjukkan Anton adalah kehebatannya merangkul para pengusaha untuk memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pembangunan Kota Malang.

Pembangunan taman, seperti Taman Slamet, Taman Kunang-kunang, hingga pedestrian Jalan Ijen yang kini tengah dalam proses, juga hasil dari kecakapan menggaet perusahaan agar mengeluarkan dana CSR-nya.

“Para pengusaha itu murni mengeluarkan dana CSR untuk pembangunan Kota Malang,” ungkapnya.

Pendekatan sosial Anton dalam menyelesaikan permasalahan warga juga sangat baik dan efektif, tak lepas dari peran komunikasi yang intens melalui program sambung rasa yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Kesuksesannya sebagai pengusaha juga dipakai untuk memajukan Kota Malang, sehingga berhasil meraih banyak prestasi.

Monorel

Bahkan, sejalan dengan program Presiden Joko Widodo, agar banyak investasi daerah, saat ini dia juga tengah merencanakan pembangunan monorel dengan menggandeng investor.

“Membangun monorel itu memiliki dua aspek positif, mengurai kemacetan dan menumbuhkan dunia investasi di Kota Malang yang terkenal sangat kondusif, dan nantinya dengan hal itu bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat” kata Anton.

Keberadaan monorel, sambung dia, tidak akan mematikan angkutan umum, karena masing-masing memiliki jalur berbeda, bahkan kendaraan alternatif itu juga bisa meningkatkan dunia pariwisata, karena wisatawan bisa melihat pemandangan indah Kota Malang melalui kereta itu.