Hartanto: Ancaman Bencana di Malang Selatan Bukan Karena La Nina

Kepala Stasiun Klimatologi Karangploso, Hartanto (tika)
Kepala Stasiun Klimatologi Karangploso, Hartanto (tika)

MALANGVOICE- Bencana yang diprediksi bakal mengintai Malang Selatan selama Juli ini, menurut Kepala Stasiun Klimatologi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Hartanto, bukan disebabkan badai La Nina.

Seperti diketahui, badai La Nina ini sering disebut sebagai pemicu terjadinya bencana. “Masih jauh kalau La Nina, rawan bencana di Malang Selatan bukan karena La Nina,” tegas dia kepada MVoice, beberapa menit lalu.

Dia juga menjelaskan, penyebabnya suhu perairan di kawasan Jawa bagian selatan menghangat. Sehingga sewaktu-waktu bisa meningkatkan curah hujan, dan memicu hujan ekstrem.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di Malang selatan saja. Melainkan hampir di seluruh wilayah selatan pulau Jawa. Wilayah Munjungan, Trenggalek misalnya terpantau 95 milimeter, sedangkan Tempur Sari, Lumajang terpantau 84 milimeter.

“Maka dari itu, hingga akhir Juli nanti diprediksikan hujan deras disertai petir” jelasnya.

Dia menambahkan, bencana yang mengintai kawasan Malang selatan hingga akhir Juli nanti adalah tanah longsor dan banjir. Apalagi, berdasarkan pantauan dari BMKG Karangploso, curah hujan Malang selatan lebih dari 50 milimeter, terutama pada malam hari.

“Pantauan kami tanggal 9 Juli, curah hujan di Sitiarjo mencapai 141 milimeter,” jelasnya.