Gus Dur Menjunjung Tinggi Kebersamaan dan Menghargai Sesama

Haul ke-7 Gus Dur

Para tokoh lintas agama saat hadir dalam Haul ke-7 Gus Dur yang diselenggarakan Gusdurian Mbatu.(miski)
Para tokoh lintas agama saat hadir dalam Haul ke-7 Gus Dur yang diselenggarakan Gusdurian Mbatu.(miski)

MALANGVOICE – KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dinilai sosok yang menjunjung tinggi kebersamaan dan menghargai satu sama lain.

Hal tersebut diutarakan sahabat Gus Dur, KH Martain Karim, ketika bersama-sama mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang.

“Pertama kali datang ke pondok, Gus Dur membawa mobil Jeep. Ketika mau pulang mobil Jeepnya terdapat sandal dan banyak macam yang diikat di bagian belakang, sehingga mengundang tawa santri-santri,” kata dia, dalam Haul ke-7 Gus Dur, di Vonvention Hall Bukit Zaitun YPPI, Sabtu (14/1).

“Saya kagum atas kebesaran hati Gus Dur, yakni kebersamaan dan menghargai satu sama lain. Bagi Gus Dur, perbedaan adalah rahmat,” ujarnya lebih lanjut.

Baca juga: Roland Octavianus: Mari Bergandeng Tangan Menyebar Kedamaian di Dunia

Sahabat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, KH Martain Karim, dalam acara Haul ke-7 Gus Dur.(Miski)
Sahabat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, KH Martain Karim, dalam acara Haul ke-7 Gus Dur.(Miski)
Selama di pondok, Gus Dur hobi membaca komik “Kho Ping Hoo”. Bahkan, saat dia menjabat Presiden ke-4 RI dan bertemu Presiden Amerika, Gus Dur lantas menceritakan asal usul lahirnya Amerika.

“Cerita tersebut dari mana, ya dari komik Kho Ping Hoo yang dibaca Gus Dur di pondok,” ungkapnya.

Bahkan, ia bersama Gus Dur dan sejumlah santri lainnya sempat menjadi tim hura-hura atau suporter ketika ada pertandingan Volly Ball dan Badminton antar pondok.

“Setelah Gus Dur tidak menjabat presiden, kami teman satu kamar sering bertemu. Yang dibahas ya nostalgia masa lalu, Gus Dur yang memulai cerita-cerita lama, sehingga tak henti-hentinya mengocok perut,” kenangnya.