Ekonomi Kreatif Dikembangkan dari Daerah

HM Anton dan Ketua Bekraf
HM Anton dan Ketua Bekraf

MALANGVOICE – Pola pengembangan ekonomi kreatif ternyata dijalankan dan dikembangkan terlebih dulu dari masing-masing daerah. Itu terlihat dari beberapa daerah seperti Kota Malang, Kota Bandung, Purwakarta yang sudah mengembangkan pola itu.

Karenanya, keberadaan jejaring kota kreatif menjadi sangat signifikan dalam mengembangkan kota-kabupaten kreatif di seluruh Indonesia.

“Betul betul harus ada kerja sama dari akademisi, dari komunitas, dari pengusaha dan dari pemerintah. Tapi Pemerintah saya taruh di belakang, karena yang harus dihidupkan adalah semangat-semangat dari bawah, bottom up,” ujar Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.

Ia menambahkan, rumus pengembangan kreativitas dari bawah itu didapatkan, setelah melakukan kunjungan ke berbagai negara, termasuk saat diskusi di National University of Singapore (NUS), Selasa (15/3) lalu.

Triawan mengaku akan kesulitan jika sendaianya negara memimpin langsung untuk mendongkrak kreativitas masing-masing wilayah kota- kabupaten di seluruh Indonesia.

“Kita harus mempunyai konsep-konsep baru di Indonesia. Tidak bisa kita hanya tiru-tiru begitu saja. Harus ada penyesuaian konsep. Tapi ini (jejaring kota-kabupaten kreatif, red) sudah tepat,” ujarnya.

Semangat mendongkrak kreativitas dari masing-masing daerah ini diamini oleh ketua Indonesia Creative Cities Conference 2016, Liliek Setiawan.

Oleh karena itu, Liliek menyebutkan bahwa kegiatan konferensi kota kreatif akan terus diselengarakan secara berkala agar percepatan pembangunan ekonomi kreatif bisa segera terwujud di seluruh Indonesia seperti yang diharapkan oleh Presiden Jokowi dimana ekonomi kreatif diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nusantara.

“Kami berharap melalui ICCC yang di Malang nanti (30 Maret sd 5 April, red), tujuan utama kami adalah melahirkan buku panduan Kota Kreatif Indonesia. Itu yang memang sedang saat ini kita godok dan selalu kita gagas untuk selesai, kita tuntaskan. Karena memang tidak semuanya yang dari luar negeri itu bisa langsung diaplikasikan. Jadi kita memang harus mencari nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang bisa membumi dan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi di tanah air,” ujarnya.

Liliek mengharapkan lahirnya buku panduan kota kreatif Indonesia dari penyelenggaraan ICCC 2016 akhir bulan nanti juga akan dihadiahkan sebagai kado ulang tahun kota Malang yang ke 102 pada 1 April nanti.