Dua Siswa SMA 1 Muhammadiyah Malang Jadi Duta Antihoax

Dua siswa SMA 1 Muhammadiyah Kota Malang didapuk sebagai Duta Antihoax saat foto bersama Ketua AJI Malang, Hari Istiawan usai acara aJi gOes tO School (JOOS), Senin (5/6).(Miski)

MALANGVOICE – Dua siswa SMA 1 Muhammadiyah Kota Malang, Rifqi Arya Mustofa dan Nabila Aboed Alkatiri, didapuk menjadi duta antihoax. Kedua pelajar tersebut diharapkan turut serta mengkampanyekan antihoax di masyarakat.

Bagi Rifqi, dipercaya sebagai duta antihoax merupakan suatu kehormatan dan sekaligus amanah yang harus diemban.

Siswa SMA 1 Muhammadiyah saat selfie sembari kampanye antihoax.(Miski)

“Berangkat dari sendiri, kemudian mengajak teman-teman dan masyarakat sekitar,” katanya usai mengikuti Talk Show Cerdas Bermedia Sosial yang merupakan serangkaian aJi gOes tO School (JOOS), diselenggarakan AJI Malang dan PROPR Ilmu Komunikasi UMM.

Menurutnya, dampak berita bohong bisa meresahkan masyarakat. Sebagai kaum pelajar, sudah sepatutnya tidak terjebak dalam informasi maupun pemberitaan di media massa.

Meski demikian, siswa kelas X MIPA ini belum pernah mengalami hal tersebut. Namun, beberapa kali mendapat broadcast dan share berita ke laman media sosialnya.

“Dengan mengedepankan dampak, saya yakin teman-teman mulai sadar akan bahaya share informasi dan berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ungkap siswa kelahiran 16 Juli 2001 ini.

Senada dengan Rifqi, Nabila, mengakui, menjadi duta antihoax bukanlah tugas mudah. Menurutnya, ada beban dan tanggung jawab sosial untuk menyebarluaskan bahaya antihoax ke masyarakat.

“Sedikit banyak mendapat pengetahuan baru dari para pemateri tadi. Seperti contoh-contoh informasi dan berita hoax dan tindakan apa yang perlu dilakukan,” jelas dara kelahiran 11 April 2000 itu.

Berita bohong sebenarnya tidak akan menjadi viral apabila pengguna media sosial tidak serta merta menyebarluaskan. Pengguna media sosial, lanjut dia, harus cerdas memilah setiap informasi yang diterima.

“Jangan lantas dan mudah percaya. Kecuali sudah jelas fakta dan latar belakangnya,” papar dia.

Keduanya pun optimistis ke depan masyarakat, khususnya pengguna media sosial akan lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi.

“Bukan hanya kami saja, tapi dibutuhkan peran serta semua lapisan masyarakat. Karena, hoax menjadi ancaman bagi persatuan bangsa,” tandasnya.