Di UM, Akses Pendidikan Bagi Mahasiswa Daerah 3T Dipermudah

Hery (anja)
Hery (anja)

MALANGVOICE – Dapat dipastikan, pada tahun akademik 2016-2017, Universitas Negeri Malang akan menerima 24 mahasiswa dalam Program afirmasi pendidikan tinggi bagi putra-putri Orang Asli Papua (OAP), ADik-Papua dan bagi putra-putri asal daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

Kepala Bagian Akademik, Hery Suwito mengatakan ADik 3T adalah program keberpihakan pemerintah kepada Provinsi Papua – Provinsi Papua Barat, dan Provinsi daerah 3T yang secara faktual mengalami kesulitan untuk mengakses proses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang berkualitas.

“Esensi program ADik Papua adalah, bahwa pemerintah hadir untuk membuka akses seluas-luasnya bagi anak OAP dan dari daerah 3T untuk memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi terbaik, agar mampu mensejajarkan diri dengan saudara-saudaranya yang lain, se-bangsa dan se-tanah air,” katanya, saat ditemui MVoice di Graha Cakrawala, beberapa menit lalu.

Kerangka program ADik adalah merekrut calon mahasiswa terbaik disetiap Kab/Kota di Provinsi Papua – Provinsi papua Barat, dan Provinsi daerah 3T untuk ditempatkan di 48 PTN terbaik dan 22 Politeknik negeri di seluruh Indonesia.

Mereka diutamakan bagi yang memilih program studi sesuai dengan kebutuhan daearahnya seperti ilmu kesehatan, ilmu teknik, ilmu pertanian dan semua turunannya, ilmu lingkungan, pertambangan dan ilmu pendidikan.
Dijelaskan, mereka diberikan bantuan biaya hidup secara langsung ke rekening masing-masing sebesar Rp. 6.000.000,- per semester dan bantuan biaya pendidikan kepada PTN pelaksana sebesar Rp 2.400.000,- per semester per mahasiswa. Mereka juga ditempatkan di asrama mahasiswa oleh PTN yang memiliki fasilitas asrama mahasiswa.

Sejak dimulainya, program ADik Papua pada tahun 2014 hingga 2016 di UM. Pihak kampus selalu memfasilitasi mahasiswa dengan kegiatan matrikulasi dan sosialisasi budaya Jawa.

“Di sela-sela belajar, biasanya dari bagian kehumasan atau bagian kerjasama mengadakan program studi budaya Jawa agar bisa segera beradaptasi dengan suasana belajar disini (Malang),” papar Hery.