Di Atas KRI Makassar, Panglima TNI Kembali Ingatkan Bahaya Proxy War

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

MALANGVOICE – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo percaya, wartawanlah yang bisa secara cepat memberikan informasi yang tepat dan mendidik, terutama pada generasi muda, terkait kekhawatirannya pada perkembangan situasi global.

Pernyataan itu disampaikan Panglima TNI di atas KRI Makassar yang tengah berlayar dari Surabaya Menuju Lombok. Kapal milik TNI AL itu memang mengangkut 200 lebih wartawan dan sejumlah pakar yang mengikuti pelayaran bertajuk Sail Jurnalist, dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2016.

“Saya percaya, saat ini peran wartawan yang selalu menyajikan informasi terkini, cukup strategis dan sangat berpengaruh kepada masyarakat dan generasi muda. Makanya saya hadir di tempat ini, meski di tengah laut, karena saya ingin mencurahkan kekhawatiran saya terhadap nasib anak cucu kita, dan saya berharap pers bisa menyampaikannya,” harapnya, beberapa menit lalu.

Sebelumnya, bertempat di Long Room Perwira KRI Makassar, Panglima juga mempresentasikan makalah bertajuk ‘Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas’.

Acara yang dipandu wartawan senior, Arswendo Atmowiloto, itu juga dihadiri Menkominfo Rudiantara, sejumlah pakar, di antaranya Prof Tjipta Lesmana, Ketua PWI Pusat, Margiono, dan sejumlah pengurus organisasi wartawan serta ratusan insan pers. Acara berlangsung gayeng dan bernuansa dialogis.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

Kekayaan alam dan sumberdaya energi yang dimiliki Indonesia memang membuat negara lain tergiur. Untuk menguasainya, berbagai upaya dilakukan.

Sebab itu Panglima meminta segenap warga bangsa tetap berpegang teguh pada kearifan lokal, terutama Pancasila. “Waspadai proxy war, pererat persatuan dan kesatuan yang sesungguhnya merupakan jati diri bangsa,” katanya.

Usai menjadi pembicara, Jenderal Gatot Nurmantyo masih dengan ramah dan akrab melayani permintaan wawancara di helipad, tempat dua helicopter sudah stand by dan siap membawanya terbang, karena masih ada kesibukan lainnya.