Desain Jembatan Soehat Kurang Cocok untuk Perkotaan

MALANGVOICE – Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Ir Sugeng P Budio MS, menegaskan, konstruksi jembatan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) sebenanrnya kurang cocok dibangun untuk kawasan perkotaan.

“Seharusnya jembatan seperti di Soehat itu tidak dibangun di kawasan perkotaan, apalagi di jalan yang sering macet. Yang tepat dibangun jembatan pondasi,” kata Ketua Tim Penelitian Studi Forensik Jembatan Soehat itu.

Dia juga menjelaskan, pada 2013, ada hasil penelitian yang sudah dilaporkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, untuk mengantisipasi kerusakan jembatan. Caranya, melarang kendaraan berhenti, bus dan truk dilarang lewat, dan diupayakan tidak terjadi kemacetan di atas jembatan.

Kemudian ditambah dengan hasil kajian Tim Forensik Universitas Brawijaya Malang pada 2014, yang menyatakan bahwa jembatan Soehat sudah tidak layak, didasarkan pada fakta penurunan titik buhul jembatan pada rentang 60 meter. Titik buhul adalah bantalan yang menjadi tumpuan jembatan.

Selain itu, jembatan Soehat dibangun untuk jangka waktu maksimal 20 tahun. Sampai detik ini jembatan itu sudah 8 tahun melampaui batas usia kelayakan.

“Pada 2013, jembatan Soehat sudah terlihat kelendutannya, yakni 20.3 cm,” katanya.

Dalam suatu struktur jembatan, boleh ada kelendutan atau goncangan, asal dalam batas wajar. Sugeng belum bisa memastikan tingkat kelendutan di Jembatan Soehat, karena itu akan diteliti lagi.

“Menurut rencana nanti malam, tim studi jembatan Soehat akan datang meneliti, apakah tingkat kelendutan naik atau masih sama seperti pada 2013,” tambahnya.