Desa di Wagir Ini Tanamkan Kecintaan Wayang Krucil lewat Mulok

Penyerahan buku wayang krucil ke perwakilan sekolah (Tika)

MALANGVOICE – Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, memiliki cara tersendiri untuk mengajarkan pengetahuan dan menanamkan kepedulian terhadap kesenian wayang krucil.

Kepala Desa Gondowangi, Danis Setya Budi Nugroho, menjadikan wayang krucil sebagai muatan lokal (mulok) yang diajarkan di sekolah-sekolah di lingkungan Gondowangi.

“Mulai dari tingkat PAUD hingga SMA diharapkan menjadi muatan lokal di sekolah,” jelas Danis kepada MVoice, Selasa (27/9).

Danis menjelaskan, langkah ini diambil sebagai upaya untuk melestarikan kesenian khas Gondowangi yang sudah berusia 350 tahun.

Para siswa mendapatkan materi kearifan lokal dan tekad untuk melestarikan budaya.

Dia menjelaskan, setiap sekolah dibekali dengan buku mengenai wayang krucil. Apalagi, lanjut dia, desa ini sudah berkomitmen wajib belajar 12 tahun sehingga materi wayang bisa diajarkan secara berkelanjutan.

“Kebetulan kemarin kami juga sudah melaunching buku wayang krucil, yang ditulis oleh mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta,” imbuh lulusan Universitas Negeri Malang (UM) ini.