Dekan FKG: Warga Malang Suka Cabut Gigi

Cabut gigi bukan jalan pintas (anja)
Cabut gigi bukan jalan pintas (anja)

MALANGVOICE – Ketika sakit gigi, masyarakat umumnya segera menemui dokter gigi berharap masalah gigi mereka selesai saat itu juga. Tak tanggung-tanggung masih banyak pasien yang meminta giginya segera dicabut saat itu juga.

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya, drg R Setyohadi, mengatakan, masyarakat Malang misalnya, datang ke dokter gigi selalu dalam keadaan sakit gigi.

R Setyohadi, Dekan FKG UB (anja)
R Setyohadi, Dekan FKG UB (anja)

“Dan saat sakit gigi itu, biasanya, masyarakat minta giginya dicabut saat itu juga. Padahal prosedurnya tidak begitu. Tidak semua sakit gigi diatasi dengan cabut gigi. Ada perawatan sendiri seperti memberikan antibiotik, tembel gigi, atau perawatan kanal dan syaraf gigi. Cabut gigi juga tidak bisa sembarangan dilakukan orang awam. Ada yang sakit saking sakitnya sudah tidak tahan, malah dicabut sendiri. Resikonya bisa infeksi karena kuman,” paparnya saat ditemui MVoice.

Meski demikian, rasio pencabutan gigi di Kota Malang menurun dari tahun sebelumnya. Seyohadi menjelaskan, dalam profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014, masyarakat Malang memiliki kesadaran yang lumayan baik dalam utilisasi pelayanan kesehatan gigi.

“Rasio pencabutan gigi di Kota Malang menurun tahun ini. Rasio pencabutan masih dibawah tambal gigi dan pembersihan karang gigi. Tapi, lagi-lagi saya ingatkan, cabut gigi bukan jalan pintas. Cabut gigi bisa dilakukan bila kondisi gigi tidak tertolong lagi dan harus konsultasi ke dokter gigi,” tandasnya