Dari Budayawan Hingga Pejabat Siap Ludrukan di Celaket

Sujiwo Tejo dkk gladi bersih pementasan ludruk dengan lakon 'Sakera'. (Muhammad Choirul)
Sujiwo Tejo dkk gladi bersih pementasan ludruk dengan lakon 'Sakera'. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Hari pertama gelaran International Celaket Cross Culture Festival (ICCCF) 2016, Selasa (24/10) dipastikan meriah. Tak hanya di pagi dan siang hari, kemeriahan itu bakal berlangsung hingga malam harinya.

Pementasan ludruk yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan pejabat digelar. Mereka antara lain saja Bupati Malang, Rendra Kresna, Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, Rektor IKIP Budi Utomo, Nurcholis Sunuyeko, dan Wakapolres Malang Kota, Kompol Dewa Putu Eka, Anggota DPR RI, Ridwan Hisjam, serta budayawan Sujiwo Tejo.

 Sejumlah tokoh nasional dan stake holder Kota Malang siap berkontribusi dalam pementasan ludruk. (Muhammad Choirul)
Sejumlah tokoh nasional dan stake holder Kota Malang siap berkontribusi dalam pementasan ludruk. (Muhammad Choirul)

Penanggung Jawab ICCCF 2016, Hanan Djalal, memaparkan, ludruk kali ini memainkan lakon Sakera. “Kami ambil salah satu tokoh. Kenapa ludruk? Awalnya kesenian ini merupakan sarana komunikasi kaum pergerakan di zamannya. Saat itu mereka melawan penjajah dengan media ludruk ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakapolres Malang Kota, Kompol Dewa Putu Eka, mengaku bangga bisa ambil bagian dalam acara ini. Bagi dia, ajakan panitia kepadanya merupakan suatu kehormatan.

Pria berdarah Bali itu tertantang bermain ludruk, sebab ini yang pertama kali baginya. “Persiapannya saya mengikuti jalan cerita saja, mengalir sesuai arahan sutradara,” ungkapnya.

Dewa Putu menambahkan, sejauh ini dia memang cukup tertarik pada kesenian. Ia bahkan sempat aktif berlatih tari ketika masih di Bali. Hanya saja, rutinitas kesenian yang dulu digelutinya kini nyaris tak terjamah lagi sejak memiliki kesibukan sebagai polisi.

Kendati demikian, ia tetap mengapresiasi segala bentuk pelestarian seni tradisional.

“Prinsipnya saya tetap mengapresiasi. Kesenian tradisional ini harus diangkat. Generasi muda saat ini harus tahu, meskipun sekarang zaman modern, tetap kesenian tradisional tidak boleh dilupakan,” pungkasnya.