Bumbu Dapur Naik, Penjualan Merosot 50 Persen

Aneka bumbu yang mengalami kenaikan harga (Tika)
Aneka bumbu yang mengalami kenaikan harga (Tika)

MALANGVOICE – Kenaikan aneka bumbu dapur di Pasar Kepanjen berimbas pada penurunan penjualan.

Salah satu pedagang, Hj Suma, menjelaskan, sejak kenaikan harga bawang merah, cabai rawit dan merah besar, penjualannya malah menurun.

Hal ini disebabkan, daya beli masyarakat juga menurun.

“Biasanya beli satu kilogramnya sekarang beli cuma seperempat saja,” kata Suma kepada MVoice, Jumat (11/11) siang.

Suma menjelaskan, biasanya dalam sehari dia mampu menjual 50 kuintal setiap item bumbu dapur.

“Sekarang bisa jual 25 kuintal saja sudah bagus,” kata dia.

Pengusaha kuliner juga merasakan imbas kenaikan harga bumbu dapur ini. Nanik, pemilik warung Warna di Kepanjen, misalnya.

Dia mengeluhkan harga bumbu yang semakin mahal, sementara harga jualannya tidak bisa dinaikkan.

“Sambal dan bumbu ayam panggang itu butuh banyak cabai. Saya nggak bisa mengurangi karena sudah ukurannya. Harga jual makanan juga nggak bisa saya naikkan,” keluh perempuan cantik berjilbab ini.

Untungnya, dia sudah membuat stok untuk cabai kecil. Saat harga cabai masih Rp 15 ribu per kilogram, dia membeli dalam jumlah banyak.

“Saya potong dan ditumis jadi lebih awet,” tandas dia.