Budi Mulia, Berawal dari Sekolah Numpang

Viva Permadi, Ketua Yayasan Budi Mulia, Pakisaji, Kabupaten Malang (tika)
Viva Permadi, Ketua Yayasan Budi Mulia, Pakisaji, Kabupaten Malang (tika)

MALANGVOICE- Siapa sangka, sekolah Budi Mulia di Pakisaji, Kabupaten Malang, yang kini tengah getol membangun sarana dan prasarana, dulunya sekolah yang tidak memiliki gedung.

“Untuk kegiatan belajar mengajar kami harus menumpang di sekolah negeri. Selama dua tahun, sejak 1996, kami terus menumpang,” tutur Ketua Yayasan Budi Mulia, Viva Permadi.

Laki-laki yang akrab disapa Wiwie ini mengisahkan perjalanan Budi Mulia, hingga akhirnya yayasan ini menggelar malam penggalangan dana, pada Februari 1998, di Taman Kridha Budaya Jawa Timur, Kota Malang. Saat itu bisa dibilang Wiwie sebagai orang penting dari malam penggalangan dana itu.

“Malam penggalangan dana itu kami undang artis, padahal nggak ada dana sama sekali, nol rupiah,” bebernya.

Artis yang terlibat di antaranya almarhum Gito Rollies, Neno Warisman, dan Titi DJ, yang tampil secara sukarela dalam kegiatan amal itu. Padahal, menurut Wiwie jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, setidaknya butuh dana Rp 150 juta, untuk akomodasi artis dan biaya operasional lainnya.

“Waktu itu saya masih menangani musik di salah satu stasiun TV nasional. Usai tour luar kota, saya hubungi artis-artis itu, dan mereka mau membantu kami,” cerita musisi asal Malang ini.

Bukan hanya artis saja yang gratis, akomodasi, hotel, sound sistem hingga perlengkapan lainnya, juga didapat secara gratis, semua dari donatur.

“Kami hubungi kenalan kami. Semuanya membantu, tidak ada yang bayar. Tiket pesawat artis dibantu pak Eddy Rumpoko, waktu itu beliau belum walikota, masih pengusaha travel,” bebernya.

Wiwie menambahkan, Budi Mulia merupakan sekolah urunan, berawal dari nol, hingga akhirnya bisa memiliki dua gedung, SMP dan SMK, tanpa banyak melibatkan campur tangan pemerintah.

“Penggalangan dana waktu itu berhasil terkumpul Rp 100 juta, pada 1998. Sampai sekarang, setiap wisuda saya masih sering nggak percaya. Sekolah yang dulu numpang, ternyata sekarang bisa mandiri. Semuanya seperti ‘sulapan’,” tandasnya.