Bromo Mulai ‘Batuk’ Kerikil

Aktivitas Bromo menarik wisman Eropa, namun dihindari turis Asia. (istimewa)

MALANGVOICE – Aktifitas erupsi Gunung Bromo mulai mengalami peningkatan. Lontaran material vulkanik mulai terjadi dari dalam kawah dalam bentuk batuan kerikil. Kendati demikian, aktifitas tersebut belum bisa dilihat dengan mata telanjang karena jarak lontaran masih sekitar 100 meter hingga 150 meter dari kawah.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari mengatakan, aktivitas Bromo pada periode kali ini terbilang cepat. Sebab dalam lontaran material sudah terjadi dalam kurun waktu dua bulan.

Perempuan ramah ini mengatakan, karakteristik Bromo saat erupsi memang biasanya diawali dengan asap dan abu vulkanik dalam kurun waktu tiga bulan, memasuki bulan keempat dan kelima, mulai ada lontaran dan akan cooling down di bulan keenam.

“Tapi lontaran material itu sejauh ini tidak sampai ke desa sekitarnya. Luasan kaldera mencapai 7000 hektar. Sehingga lontaran material hanya sampai kaldera. Itupun di sekitar lautan pasir, tidak sampai ke savana,” jelas dia.

Hingga saat ini, status Bromo masih siaga. Berdasarkan pantauan, cuaca cerah cenderung mendung, angin tenang dengan suhu antara 13°C.
Terdengar suara gemuruh sedang hingga kuat dari kawah. Selain itu sinar api samar terlihat dari kawah.

“Status akan berubah menjadi awas jika lontaran material sampai ke kaldera,” imbuh Ayu.