Bertebaran Ustaz Instan, Issroqunnajah: Perlu Ada Sertifikasi

Dr Isroqunnajah dalam konferensi (anja)

MALANGVOICE – Direktur Ma’had Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Dr Isroqunnajah, dalam International Conference of Pesantren di Kampus UIN Malang, hari ini, menyorot beberapa stasiun televisi yang menyiarkan program acara keislaman dengan konsep variety show atau komedi.

Ia menyayangkan talkshow keislaman seperti nitu, yang menghadirkan tokoh-tokoh yang mengaku sebagai da’i, ustaz, atau pemuka agama, mengklaim dirinya tahu soal agama, padahal ilmuny hanya didapat dari toko buku alias instan.

“Saya tidak mengklaim yang negatif. Tapi ada wartawan yang menanyakan pada salah satu ustaz. ‘Enak mana jadi ustaz atau penyanyi?’ Jawabannya bikin masyarakat gelisah. Dia jawabnya, ‘ya enak jadi ustaz lah, bisa manggung lebih dari sekali dalam sehari. Kalau penyanyi kan enggak’,” paparnya, beberapa menit lalu.

Menurutnya, tidak ada jaminan ilmu yang diberikan ustaz instan itu benar adanya. Dia khawatir ajaran ustaz instan malah menyesatkan masyarakat.

“Banyak sekali tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan. Seolah tidak ada ahli dan pemuka agama bagus saja di negeri ini, yang bisa memberikan pencerahan. Isi dan pesan yang mereka (ustaz talk show) sampaikan belum tentu bisa dipertanggungjawabkan,” paparnya lagi.

Lebih lanjut, melalui International Conference of Pesan, dia memberikan gagasan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan kebijakan baru untuk organisasi/lembaga di bawahnya, dengan mensertifikasi para kyai dan ustaz.

“Jadi, secara transformasi itu jelas. Kyai dan ustaz memiliki nomor induk yang terverifikasi di bawah kelembagaan itu. Jadi jelas kyai itu atas rekomendasi siapa, NU kah, Muhammadiyah kah, atau lembaga keislaman yang lain,” tandasnya.