Bertahan dengan ‘Boso Jowo’ di Tengah Terpaan Globalisasi

Minardi saat nge-MC (anja)
Minardi saat nge-MC (anja)

MALANGVOICE – Di saat Bahasa Jawa hampir ‘menghilang’ di era globalisasi, ternyata masih ada orang di luar sana yang punya kesadaran dan tanggung jawab melestarikannya. Bahkan menggunakan Bahasa Jawa sebagai pundi-pundi rejekinya.

Dialah Agus Minardi. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai security dan resepsionis di Universitas Brawijaya ini juga dikenal sebagai MC (naster of ceremony) Boso Jowo profesional.

Sejak kecil bapak dua anak ini memang menyukai seni tradisional bernuansa Jawa, seperti pertunjukan wayang kulit, ketoprak, campur sari dan karawitan.

“Sejak kecil saya sering diajak bapak saya nonton ketoprak. Waktu itu ketoprak Siswo Budoyo. Kok lama-lama jadi seneng. Apalagi kalo modern, ada campur sarinya,” katanya, saat ditemui MVoice di Gedung Rektorat UB.

Minaedi awalnya hanya bekerja sebagai guru honorer mata pelajaran di beberapa sekolah. Ia sempat berpindah-pindah sekolah selama 18 tahun, dari 1990 hingga 2008. Pertama ia menjadi guru olahraga di SD Sumbersari 4. Selanjutnya pindah ke SDN Merjosari 5, dan terakhir di SDN Tanjung Sekar 1.

“Kadang saya ngajar komputer dan radio juga,” tukas pria kelahiran Malang pada 1970 ini.

Setelah merasa cukup mencari pengalaman menjadi guru, barulah ia mencoba menggeluti bidang MC Boso Jowo khusus mantenan (pernikahan), dengan mengikuti pelatihan/kursus di Radio RRI dan dilatih budayawan dan MC senior di RRI, mbah Karno.

Keseharian Minardi (anja)
Keseharian Minardi (anja)

“Dari kecil memang sudah didorong sama bapak saya untuk bisa nge-MC. Waktu kecil pernah jadi MC Agustusan,” tambahnya tertawa malu.

Baginya, belajar bahasa Jawa susah-susah gampang. Ternyata banyak kosa kata baru yang belum ia mengerti. Namun ia pantang menyerah dan pada akhirnya memberanikan diri untuk terjun di dunia MC Boso Jowo sekaligus melestarikan bahasa Jawa.

“Kalau bukan kita siapa lagi!” kata dia, mantap.

Job pertamanya, menjadi MC Boso Jowo di kalangan keluarganya sendiri. Disitu, ia mendapat apresiasi yang luar biasa dari keluarga khususnya dari ayah.

“Mereka apresiasi sekali. Khususnya bapak saya sangat bangga. Seneng gitu kelihatannya, anaknya bisa nge-MC pakai bahasa Jawa,” lanjutnya.

Orangnya murah senyum dan ramah (anja)
Orangnya murah senyum dan ramah (anja)

Dari situ, Minardi kemudian direkomendasikan oleh keluarga ke para sahabat. Semakin lama, Minardi semakin terkenal dari mulut ke mulut. Banyak sekali yang meminta Minardi menjadi MC di acara hajatan khususnya hajatan yang bernuansa Jawa.

Saking banyaknya, kini Minardi hanya membatasi permintaan khusus hari Sabtu dan Minggu saja. Apalagi pekerjaan utama menjadi Security di UB menuntutnya untuk bisa membagi waktu.

“Ternyata masih banyak yang membutuhkan seorang MC Jowo. Alhamdulillah, ramai permintaan saat musim pernikahan. Saya berharap, di era Globalisasi ini tumbuh generasi muda yang berminat belajar bahasa Jawa. Kalau bisa ada anak muda yang punya skill MC Boso Jowo,” tutupnya.