Berbekal Bendera Merah Putih, Lima Santri Halangi Demo Mahasiswa Papua

Lima santri Kota Malang bersiaga di hadapan puluhan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang berunjuk rasa di Bundaran Tugu. (Muhammad Choirul)
Lima santri Kota Malang bersiaga di hadapan puluhan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang berunjuk rasa di Bundaran Tugu. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Sekelompok massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kembali menggelar demo menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi warga Papua. Demo berlangsung di Bundaran Tugu, depan Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (3/3).

Saat demo berlangsung, lima orang berpakaian putih-putih berdiri di hadapan pendemo. Berbekal bendera merah putih, lima orang yang kemudian diketahui sebagai santri Yayasan Darul Hikmah An Nawawi ini mengambil posisi siaga, sambil mengamati gelagat pendemo.

Salah seorang santri, Wido Gurahman, mengaku sengaja datang ke lokasi demo AMP atas perintah sang kyai. “Kami diminta untuk menghalangi aksi ini, hanya bersiaga untuk mengantisipasi barangkali terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Santri lain, Hadi Widianto, menegaskan, aksi yang dilakukan AMP amat meresahkan. Sebab, tuntutan yang disampaikan dapat berpotensi memecah belah rakyat Indonesia.

“Ini juga sangat mengancam keutuhan NKRI, jangan sampai Papua lepas dari NKRI,” tandasnya.

Sementara itu, AMP sendiri dalam aksinya sempat melakukan beberapa orasi dan membagikan selebaran. Juru Bicara AMP, Wilson, mengklaim, sejak 21-25 Februari 2017 500 orang luka parah dan 6 lainnya meninggal dunia akibat konflik sengketa Pilkada Kabupaten Intan Jaya.

Karenanya, dia menuntut PBB dan rezim Jokowi-JK mengusut tuntas aktor politik yang mendalangi insiden itu. Tuntutan lain, yakni meminta hak penentuan nasib sendiri dan penutupan Freeport, serta tarik TNI-Polri baik organik maupun non-organik dari tanah Papua.