Berawal dari Kurva Tertutup, Heri Gombloh Pamerkan 97 Lukisan

Heri Gombloh bersama karya yang dipamerkannya di Galeri Raos. (fathul)

MALANGVOICE – Banyak orang beranggapan bahwa melukis itu susah. Namun itu tak berlaku bagi Heri Gombloh (45), yang menggemborkan bahwa melukis itu mudah, itu ia tunjukkan lewat 97 lukisannya yang dipamerkan di Galeri Raos, Kota Batu, hari ini.

Suasana pameran lukisan dan diskusi dengan pengunjung di Galeri Raos. (fathul)
Suasana pameran lukisan dan diskusi dengan pengunjung di Galeri Raos. (fathul)

Pameran lukisan bertajuk Imajinasi Kurva Tertutup ini merupakan pameran tunggal pertamanya. Tajuk itu juga menunjukkan teknik dia menghasilkan lukisan, melalui sebuah kurva tertutup, kemudian berlanjut ke berbagai bentuk.

“Pameran tunggal ini saya inginnya tidak hanya memajang karya, tapi juga membawa misi menyampaikan bahwa menggambar itu menarik dan gampang karena bisa diawali dengan apapun, lalu saya menggunakan kurva tertutup,” ungkap lelaki bernama lengkap Heri Catur Prasetya ini.

Kurva yang dimaksud Heri adalah sebuah bulatan. Dalam melukis, pertama-tama ia akan membuat satu bulatan penuh, kemudian dari sana mengalir hingga menjadi bentuk-bentuk yang tak terduga. Pengalaman ini bagi orang lain mungkin berbeda, karena ada pula yang melukis diawali dengan garis atau pun titik saja.

Lukisan Heri terdiri dari beberapa layer yang bertumpuk sehingga nuansanya beragam. Di atas medium kertas, Heri lebih memilih menggunakan teknik arsiran untuk memberi ketegasan dimensi dan bentuk, seperti membuat bayangan atau penekanan di suatu garis tertentu.

“Dengan gaya lukisan seperti ini, tentunya makna saya serahkan ke penikmat. Saya tidak ingin mengintervensi makna karena itu hanya mempersempit saja, beda kalau saya bebaskan ke penikmat lukisan,” tambah Heri.

Mengenai teknis karya Heri, lebih bisa digambarkan sebagai sosok musisi yang memiliki nadanya sendiri. Ia mampu menghadirkan bentuk-bentuk imajiner, menciptakan struktur, membentuk jejak contour, hingga memainkan variasi gelap-terang sehingga mata pengunjung tak bosan. Semua itu dimulai dari satu kurva tertutup.

Pertamanya, seniman lulusan ISI Yogyakarta ini ingin membuat pameran tunggal dengan jumlah karya 1000 lukisan. Namun karena alasan khusus dan dorongan beberapa pelukis senior ingin pameran dipercepat hari ini juga. Karena itu, baru 97 lukisan, ia sudah show ke publik guna menyampaikan berbagai idenya.

“Lukisan yang dipamerkan seniman sekarang kebanyaka flat saja, meskipun tidak menafikan masih banyak lukisan bagus karena dibuat sungguh-sungguh. Publik Batu bagus untuk apresiasi seninya, karena itu saya pameran di sini agar bisa bertukar gagasan juga,” sambung bapak dua anak ini.