Bens Leo: Di Irlandia Piringan Hitam Malah Digemari. Kenapa Ya?

Bens Leo menunjukkan piringan hitam di MMI (anja)
Bens Leo menunjukkan piringan hitam di MMI (anja)

MALANGVOICE – Di Indonesia, mendengarkan musik lebih sering melalui radio, CD, MP3, dan bahkan website streaming online. Media musik lama seperti piringan hitam misalnya, sangat minim peminat. Hanya sebagian dari mereka dari generasi senior yang pernah merasakan nikmatnya mendengarkan musik dengan memutar piringan hitam.

Menurut Bens Leo, fenomena itu sangat berkebalikan dengan apa yang terjadi di Irlandia. Ia menjelaskan, piringan hitam masih dijual di toko-toko musik pada umumnya.

“Saat workshop di Irlandia tahun 2012 lalu, saya mampir ke toko musik. Ternyata piringan hitam malah dijual lagi. Dan jumlahnya juga gak kalah banyak sama yang CD lho,” katanya saat ditemui MVoice di Museum Musik Indonesia beberapa menit lalu.

Menurutnya, piringan hitam kembali digemari karena musik merupakan siklus. Semaju-majunya teknologi, masyarakat pasti kembali ‘kangen’ dengan piringan hitam karena beberapa alasan.

“Mereka suka piringan hitam karena lebih jernih suaranya. Ada juga karena mereka kangen dengan desain covernya yang menarik. Misalnya The Beatles, covernya yang gambar mereka sedang menyebrang jalan di Abbey Road. Kalau di kaset atau CD kan grafis covernya kecil,” katanya.