Begini Cara Memulai Mengenalkan Ibadah Puasa pada Anak

Anak-anak sedang berkumpul seusai makan siang (anja)
Anak-anak sedang berkumpul seusai makan siang (anja)

MALANGVOICE – Menurut Ratna Indriani MPsi, seorang psikolog di Malang, tujuan latihan berpuasa yang utama adalah membiasakan anak agar mampu berpuasa pada usia akil balig. Banyak cara yang bisa ditempuh orangtua untuk melakukan latihan itu.

Pertama, jelaskan secara sederhana tentang makna Ramadan seperti apa itu puasa dan pahalanya bagi yang mengerjakanya, tentu saja menjelaskanya dengan bahasa yang disukai anak-anak.

“Bisa juga dengan menceritakan kisah-kisah sahabat Nabi yang rajin berpuasa,” katanya saat dihubungi MVoice pagi ini.

Kedua, ajarkan tentang Niat berpuasa. Sebenarnya niat itu letaknya di dalam hati, namun kalau anak kecil dijelaskan semacam ini pastilah bingung, oleh karena itu dalam mengajarkanya, boleh dengan dilafalkan bacaan niatnya.

Ketiga, kenalkan anak akan hal-hal rutin di bulan Ramadan. Hal-hal rutin seperti makan sahur, berbuka dan sholat Tarawih haruslah dikenalkan dan ajak anak-anak terlibat langsung dalam kegiatan tersebut, bangunkan anak secara lembut pada saat sahur dan ajak anak untuk memilih dan menyiapkan menu saat berbuka.

“Orang tua juga bisa memberi contoh yang baik untuk anak-anak disaat bulan Ramadan, dengan tidak mengeluh beratnya berpuasa ketika beraktifitas dan menjalani puasa dengan penuh kesabaran,” tambah perempuan yang akrab disapa Nana ini.

Keempat, lakukan puasa bertahap bagi anak. Daripada mengatakan ‘Puasa berarti tidak makan sehari penuh’ lebih baik katakan ‘Puasa hanyalah mempercepat waktu makan pagi dan menunda makan siang’. Dengan demikian anak tidak akan merasa berat melakukanya.

Di awal latihan, anak balita yang sarapan sekitar pukul 07.00 dapat berpuasa hingga pukul 10.00 pagi, setelah makan, puasa dilanjutkan kembali hingga siang lalu dibuka untuk yang kedua kali (pada pukul 15.00 misalnya) lantas dilanjutkan lagi hingga maghrib.

Di tahun berikutnya puasa dapat dilakukan hingga pukul 12.00 siang dan seterusnya sesuai dengan kemampuan anak.

Untuk anak usia sekolah yang relatif lebih kuat, lanjutnua, perhatikan jam biologisnya, tengah hari katakanlah pukul 14.00 perutnya mulai terasa lapar dan mulai mencari-cari makanan.

“Alihkan perhatian dia dengan membacakan buku cerita dan berikan mainan kesukaanya,” tutur Nana.