Anton Bertekad Transparan pada Tiga Mega Proyek

Wali Kota Malang, HM Anton

MALANGVOICE – Tiga Proyek besar Pemerintah Kota Malang, Islamic Center, Jembatan Kedung Kandang dan pengerjaan gorong-gorong sistem Jeking di Jalan Bondowoso – Jalan Tidar diprediksi mendatangkan sisa lebih/ kurang penggunaan anggaran (Silpa) yang besar.

Pasalnya, progres proyek yang menyerap Rp 72 miliar pada APBD 2016 itu masih dalam tahapan persiapan lelang dan membutuhkan waktu tiga bulan.

Menanggapi kondisi itu, Wali Kota Malang, HM Anton, mengatakan, penggunaan sistem multiyears pada mega proyek itu membuat Silpa tidak menjadi masalah serius. “Prosesnya sampai tiga tahun kedepan dan tidak ditentukan waktu serta bulan, itulah keunggulannya,” kata Anton, beberapa menit lalu.

Ia menambahkan, jika kemungkinan tahun ini ada sisa anggaran pada proyek tersebut, maka bisa langsung digunakan untuk tahun berikutnya. “Sistem multiyears ini kan berjalan terus sampai waktu yang ditentukan,” tandasnya.

Bahkan, saat ini Pemkot Malang berupaya agar penggunaan anggaran untuk proyek besar itu dilakukan dengan prinsip keterbukaan. Nantinya, setiap tahapan, mulai lelang hingga proses pengerjaan, akan didampingi konsultan, baik dari kalangan akademisi maupun kepolisian.

“Kami tidak ingin dalam prosesnya nanti ada wacana negaitf dari publik, seperti pada proyek sebelumnya,” ungkap Anton.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat Anton akan mengeluarkan surat edaran kepada setiap SKPD, agar tidak main-main dalam penggunaan anggaran, khususnya bagi proyek yang rawan pungutan.

“Ini lebih menguatkan agar tidak ada isu potongan berapa persen dan segala macam, sehingga semua transpasran,” tukasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Djarot Eddy Sulistyono, optimis pekerjaan fisik tiga proyek itu selesai sesuai target. “Kita sudah lelang DED (Detil Engineering Design) dan saat ini tahap lelang fisik,” kata Djarot.

Menurutnya, dalam hal teknis pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat, jika ketersediaan alat berat dan bahannya sudah mencukupi.

“Kalau pekerjaan teknis itu gak ada masalah dan bisa dipercepat, yang membuat proyek itu molor adalah masalah sosialnya, seperti pembebasan lahan,” tandasnya.