Anton Beberkan Inovasi Kota Malang di Majalah Gatra

Wali Kota Malang, HM Anton

MALANGVOICE – Wali Kota Malang, HM Anton, dianggap sebagai salah satu kepala daerah yang memiliki banyak inovasi di bidang pembangunan oleh Majalah Gatra.

Anton diundang langsung majalah ternama itu untuk membeberkan sejumlah inovasi dan kreasi sehingga menghasilkan beberapa penghargaan di segala aspek.

“Saya menilai Abah Anton ini cerdik, kredible dan cespleng, dan kami sangat salut dengan prestasi yang diraih,” kata Direktur Marketing Majalah Gatra, Teguh Slamet, saat menerima kedatangan Anton di kantor redaksi, Jalan Kalibata Timur IV No 15, Jakarta Selatan, hari ini

Mengawali paparannya, Anton menyebut jika Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya sehingga banyak permasalahan yang harus diselesaikan, termasuk masalah kemacetan, kemiskinan, sampah hingga urbanisasi.

Guna menyelesaikan semua permasalahan itu, pada masa pemerintahannya dibuatlah master plan jangka panjang agar pembangunan bisa berkelanjutan sesua kebutuhan masyarakat.

“Saya berpikir jangka panjang untuk memperbaiki Kota Malang. Kalau masalah jabatan jadi wali kota mungkin paling lama 10 tahun. Tapi dengan site plan jangka panjang itu kita bisa bangun Kota Malang berkelanjutan,” kata Anton.

Kata kunci dalam membangun Kota Malang, lanjut Anton, adalah kreativitas dan inovasi. Menggandeng berbagai perguruan tinggi yang ada, pemerintah menginginkan ada ide-ide baru dari kalangan akademisi dalam membangun Kota Malang.

Wujudnya, yakni terbentuknya Kampung Warna-warni di Jodipan dan juga Kampung Glintung Go Green (3G) yang tak lepas dari peran serta perguruan tinggi.

“Kami mencoba menyelesaikan permasalahan melalui inovasi di kelurahan. Kami ada 50 kampus dan benar-benar kami manfaatkan,” tukasnya.

Dalam rangka membangun, Pemkot Malang, melihat skala prioritas dari masyarakat baik dari program blusukan maupun usulan program dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Konsep membangun dari arus bawah ini terus digelorakan, salah satunya dengan program Festival Rancang Malang yang bertujuan menciptakan smart kampung menuju terbentuknya smart city.

Kesuksesan Kampung Warna-warni di Jodipan, merupakan titik awal membentuk festival tersebut, karena selain mengubah wajah kampung menjadi lebih inovatif juga mengubah pola pemikiran masyarakat.

“Contohnya sebelum ada kampung warna-warni banyak warga buang sampah di sungai, tapi setelah kampung itu bersih dan jadi tujuan wisata, warga sudah tidak lagi melakukan itu,” ungkapnya.

Dalam bidang ekonomi, saat ini Pemkot Malang juga fokus melakukan pengembangan Pasar Induk Gadang (PIG) yang akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat.

Pasalnya, dari PIG itulah inflasi bisa dikontrol dan Malang bisa menjadi pusat perdagangan, karena hasil pertanian dan peternakan akan ditampung di pasar tersebut, sebelum dikirimkan ke berbagai daerah lainnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda, Wasto, mengatakan, kesuksesan Pemkot Malang dalam berinovasi, ternyata membuat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) angkat topi.

Dalam waktu dekat, Abah Anton dan juga ketua RW di Kelurahan Purwantoro akan menjadi narasumber untuk para wali kota dan bupati se Indonesia guna menjelaskan masalah sanitasi. “Kota Malang masuk dalam satu dari sepuluh kota di Indonesia yang dipercaya mengatasi sanitasi,” kata Wasto.

Menyelesaikan masalah kemacetan, Pemkot Malang juga sedang merencanakan jurus jitu yakni membuat monorel dengan menggandeng investor. Jika menggunakan APBD postur anggaran tidak memungkinkan.

“Dalam mengatasi masalah kemiskinan, Abah Anton juga sering melakukan bedah rumah pada saat blusukan,” tukasnya.