Aini: Ramadan di Asrama Selalu Berkesan

Aini (kiri) dan temannya di MAN 3 Malang (anja)
Aini (kiri) dan temannya di MAN 3 Malang (anja)

MALANGVOICE – Selama 5 tahun terakhir, Aini Latifah, siswi asal Denpasar, tinggal di asrama sekolahnya. Tiga tahun ia tinggal di asrama MTsN 1 Malang, lalu lanjut hingga duduk dibangku kelas 11 IPA MAN 3 Malang.

Ibadah puasa Ramadan yang dilakoni Aini selama di asrama selalu menyimpan kisah tersendiri.

Baginya, meski jauh dari keluarga, ia tak pernah merasa kesepian, karena 8 teman sekamar selalu menemaninya. Saat Ramadan, salah satu dari teman Aini selalu membangunkan untuk sahur.

“Ada yang bangunin tiap jam 3. Lalu kita salat witir sekalian tahajud bersama. Setelah sahur, kita lanjutkan salat subuh dan tadarus atau pelajaran tambahan seperti fiqih,” kata perempuan yang bercita-cita kuliah di teknik ITB ini.

Untuk urusan buka puasa, Aini tak khawatir, karena panitia Ramadan dari Masjid yang didominasi anak-anak asrama dan dibagi menjadi beberapa seksi, salah satunya seksi konsumsi.

Ketika berbuka, Aini selalu terkesan dengan budaya antri yang selalu diterapkan siswa-siswi dengan disiplin.

“Sebelum berbuka ada kultum dulu. Lalu kalau berbuka harus ngantri dulu. Itu yang paling berkesan. Kalau di rumah kan ga pake antri ya,” katanya tersenyum.

Setelah berbuka, dia dan teman-temannya melanjutkan salat Magrib dan tarawih berjamaah. Setelah itu siswa bisa kembali ke kamar dan melakukan kegiatan masing-masing.

Aini tidak pernah menyesal memilih madrasah sebagai tempatnya menimba ilmu, meskipun waktu lulus MTs, ia sempat iri dengan teman-temannya yang lanjut di SMA Negeri.

“Saya dulu ya iri mbak. Tapi pada akhirnya hidup ini tidak melulu duniawi mbak, tapi kita juga harus berpikir akherat. Di Malang, kualitas pendidikan madrasahnya maju dan bagus. Selain itu saya pilih Malang karena lebih dekat dengan Bali,” kata anak kedua dari dua bersaudara ini.